Minggu, 17 Mei 2015

Membuat Perpustakaan dan Menjadi Penulis



   Kayla ingin sekali menjadi penulis. Menurutnya, penulis itu hanya membuat cerita lalu dapat uang deh. Kayla ingin seperti penulis idolanya, Enid Blyton, J.K Rowling dan Hans Cristian Andersen.Tetapi, Kayla paling bosan membaca buku.

"Kayla!" panggil Kak Ken.
"Apa kak?" sahut Kayla.
"Temenin kakak ke toko buku yuk!" ajak Kak Ken.
"Gak mau ahh!" kata Kayla.
"Kamu aneh deh, mau jadi penulis tapi gak suka baca buku. Pantesan ceritanya ngawur semua!" Lho, kok Kak Ken jadi mengejek Kayla?
"Terserah aku." kata Kayla.
"Ayo ikut!" Kak Ken memaksa dan menarik lengan Kayla.
"Aduh, sakit tahu!"
"Makanya ayo ikut!" bentak Kak Ken.
"Ok ... ok ... aku ikut. Tapi, lepasin tanganku!" Kayla mengalah. Kak Ken melepas tangan Kayla. Lalu, ia menyalakan mobilnya.
"Ayo, cepetan naik!" kata Kak Ken. Kayla hanya mengangguk dan masuk ke mobil. Kak Ken masuk ke mobil juga. Lalu mobil pun berjalan dengan kencang menuju toko buku.
"Kakak mau ngapain ke toko buku?" tanya Kayla.
"Kakak mau beli komik baru. Habisnya, kakak sudah bosan baca komik yang lama." kata Kak Ken.
"Ooo, begitu." Kayla hanya ber-oh riang. 5 menit kemudian, akhirnya sampai di toko buku. Kak Ken memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil. Begitu juga Kayla.
"Kak, aku minta uang dong!" pinta Kayla.
"Untuk apa?" tanya Kak Ken.
"Buat beli buku. Siapa tahu, nanti ada buku bagus." jawab Kayla. Kak Ken memberi Kayla uang Rp.60.000. Lalu, Kak Ken ke tempat komik dan Kayla ke tempat novel. Di tempat novel, ia mendapatkan sebuah novel yang sangat bagus. Tentu saja novel anak.
"Aku mau beli ini ah. Harganya cuma Rp.20.000. Berarti sisa Rp.40.000. Aku mau cari yang lain aja deh." kata Kayla. Ia berkeliling lagi mencari novel anak lainnya. Tiba - tiba ...
"Kayla!" panggil Kak Ken. Lho, kok Kak Ken ada disini?
"Ada apa kak?" tanya Kayla.
"Aku nemuin novel ini lho!" kata Kak Ken. Oh tidak! Itu kan buku seri 'Lima Sekawan' ! "Kok masih ada stok sih di Happy Book?" pikir Kayla
"Kakak temuin dimana?" tanya Kayla.
"Di tempat bagian buku pack." kata Kak Ken.
"Beli aja kak. Takutnya ini stok yang terakhir." kata Kayla.
"Harganya Rp.200.000. Apa gak kurang uang kita?" tanya Kak Ken.
"Kakak bayar semuanya pakai credit aja." kata Kayla.
"Oh ya, lupa aku." kata Kak Ken.
"Udah selesai belum? Kalau udah aku mau ke kasir. Kakak tunggu di mobil aja." kata Kayla. 
"Terima kasih adikku yang manis." kata Kak Ken sambil menyerahkan buku  pack seri 'Lima Sekawan' dan juga buku komik. Kayla langsung ke kasir.
"Totalnya Rp. 270.000 ribu, dik." kata kasirnya.
"Ini, mbak." Kayla menyerahkan kartu credit Kak Ken.
"Terima kasih, dik!" kata kasir dan mengembalikan kartu credit Kak Ken dan juga buku - buku yang Kayla dan Kak Ken beli. Kayla langsung ke mobilnya. Lalu mobil pun tancap gas.
"Kayla, aku dapat ide baru." kata Kak Ken.
"Apa kak?" tanya Kayla penasaran.
"Gimana kalau kita buka toko buku?" tanya Kak Ken. 
"Jangan deh kak, Nanti kita akan saingan dengan Happy Book. Dan pasti Happy Book bakal menang." Kayla tak setuju.
"Kalau Perpustakaan?" tanya Kak Ken lagi.
"Usul bagus. Tapi, kakak punya modal dan tempat gak?" tanya Kayla.
"Tenang aja, mungkin rumah pohon bisa jadi perpustakaan." kata Kak Ken.
"Kekecilan kak." kata Kayla. "Oh ya, kan toko Pak Toni katanya disewain lho!" kata Kayla.
"Dan artinya, kita sewa aja! Tapi, perbulan berapa? Kalau mahal, gak usah aja." kata Kak Ken.
"Insya allah gak mahal." kata Kayla.
Keesokan harinya ...
 "Kak, jadi gak?" tanya Kayla.
"Apaan?" tanya Kak Ken balik.
"Sewa toknya Pak Toni." jawab Kayla.
"Jadi, yuk ke rumah Pak Toni!" kata Kak Ken. Kayla setuju dan pergi ke rumah Pak Toni.
"Assalammualaikum, Pak Toni!" seru Kayla dan Kak Ken.
"Waalaikummusalam! Eh, Kayla dan Ken. Ada apa?" tanya Bu Sarah, istri Pak Toni.
"Pak Toninya ada gak tan?" tanya Kak Ken balik.
"Ada. Masuk dulu." kata Bu Sarah. Kayla dan Kak Ken pun masuk.
"Ibu panggil dulu ya." kata Bu Sarah. Lalu, Bu Sarah berlalu.
"Ada apa Ken dan Kayla?" kata Pak Toni.
"Gini pak, katanya tokonya disewa ya, pak?" tanya  Kak Ken.
"Iya. Ada apa emangnya?" tanya Pak Toni.
"Gini, pak. Saya berniat untuk menyewanya. Ini pak, sebagai Dp-nya." kata Kak Ken sambil menyerahkan amplop berisi uang.
"Baik. Hari ini kamu udah bisa beres - beres. Tapi, kamu harus lunasin hari ini. Sebulan Rp.300.000. dan, ini kuncinya." kata Pak Toni sambil menyerahkan kuncinya.
"Makasih ya pak. Kalau begitu kami mau pulang dulu." kali ini, Kayla yang berbicara.
"Ya, sama - sama." kata Pak Toni. Lalu Kak Ken dan Kayla pulang.
"Kak, kita ada raknya gak?" tanya Kayla.
"Ada. Digudang ada 9 rak. Insya allah cukup." kata Kak Ken.
"Bukunya?" kata Kayla.
"Besok, kita balik lagi ke Happy Book untuk belanja. Dan lusa, kita buat kartu." kata Kak Ken.
"Kartu untuk apa?" tanya Kayla.
"Ada yang untuk kartu anggota dan ada untuk kartu daftar peminjam. Satu orang yang pernah meminjam salah satu buku akan mendapat kartu peminjam." kata Kak Ken.
"Ooo begitu. Sekarang kita minta Mang Ujang dan teman - temannya untuk memindahkan rak ke toko." kata Kayla.
"Semuanya serahkan ke kakak." kata Kak Ken.
Keesokan harinya ...
"Kak jadi beli buku?" tanya Kayla.
"Jadi dong! Ayo! Kakak mau menghidupkan mobilnya." kata Kak Ken. Kayla mengambil tasnya yang berisi uang sekitar setengah juta alias Rp.500.000.
"Ayo kak!"
Sesampainya di Happy Book ...
"Kak, aku ke novel. Kakak ke Komik ya ..." kata Kayla.
"Cari yang banyak ya ..." kata Kak Ken. Kayla langsung ke tempat novel.
"Yang ini, ini, ini, ini dan yang ini deh. Habis itu aku mau ke majalah deh." kata Kayla. Lalu ia ke tempat majalah.
"Yang ini, ini, ini, dan ini." kata Kayla. Lalu ia menyusul kakaknya.
"Kak, udah belum?" tanya Kayla.
"Sudah. Ayo ke kasir. Hari ini kita belanja segini dulu aja. Lusa kita lanjutin." kata Kak Ken. 
"Sip deh. Oh ya, aku aja deh yang ke kasir." kata Kayla. 
"Ok." kata Kak Ken. Kayla pun langsung ke kasir.
"Totalnya Rp.500.000 ribu, dik." kata kasir.
"Ini uangnya." kata Kayla.
"Terima kasih dik!" kata  Kasir. Kayla langsung ke mobil.
"Kayla, kamu belum capek kan?" tanya Kak Ken.
"Belum. Emang kenapa?" tanya Kayla.
"Kita ke My Book yuk. Kata teman kakak, disana lebih lengkap daripada di Happy Book." kata Kak Ken.
"Ok. Tapi, sebentar saja ya kak." kata Kayla.
"Pasti." kata Kak Ken.
"Tokonya dimana kak?" tanya Kayla.
"Di dekat perumahan Grace Residence. Agak jauh sih." kata Kak Ken.
"Asal jangan lama ya kak. Kita belum buat kartu." kata Kayla.
"Ok deh." kata Kak Ken.
"Jangan sampai mama sama papa pulang gak ada kita." kata Kayla.
"Iya cerewet!" kata Kak Ken gemas.
Sesampainya di My Book ...
"Kak, aku mau ke novel ya." kata Kayla yang langsung lari ke tempat novel.
"Bener kata Kak Ken, disini lebih lengkap dari pada di Happy Book. Dan harganya lebih murah." kata Kayla dalam hati.
"Tadi aku sudah beli novel anak tentang misteri, sekarang yang horor dan nanti aku mau beli novel islam dan novel remaja." kata Kayla.
"Wow, dari covernya, serem banget. Yang ini juga. Aku mau beli yang ini, ini, ini dan ini." kata Kayla.
"Sekarang aku mau beli novel islam. Wow, yang ini covernya bagus. Yang ini juga. Aku mau yang ini, ini, ini dan ini dan ini juga deh." kata Kayla. Sekarang tinggal yang novel remaja deh ...
"Kayla, ayo cepet! Nanti, kita telat pulang!" kata Kak Ken.
"Aku tinggal yang novel remaja kok, kak. Komik - komik sini aja. Nanti aku yang ke kasir. Kakak di mobil aja." kata Kayla.
"Ok. Ini uangnya dan ini belanjaannya." kata Kak Ken. Lalu, Kak Ken keluar toko.
"Ok, yang ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini dan yang ini. Ok jadi belanjanya selesai deh! Tinggal ke kasir." kata Kayla. Lalu ia kekasir.
"Totalnya Rp. 300.000, dik." kata Kasir.
"Ini uangnya." kata Kayla.
"Terima kasih!" kata Kasir. Kayla langsung ke mobil.
"Aku capek banget, kak!" kata Kayla.
"Kakak juga." kata Kak Ken.
"Kalau perpustakaan untungnya kita apa kak?" tanya Kayla.
"Kita untung dari kartu anggota. Setiap bulan nanti bisa di perpanjang dan harganya Rp.5.000. Dan, setiap ada yang mau buat kartu anggota bakal bayar Rp.5.000 juga. Dan kalau balikinnya telat, bakal bayar. Seharinya Rp.500." jelas Kak Ken.
Keesokan harinya ...
"Kak, kita perlu belanja lagi gak?" tanya Kayla.
"Gak usah. Di dalam kan masih ada buku - buku. Jadi, kita bisa taruh di perpustakaan." kata Kak Ken.
"Ooo, begitu." kata Kayla.

Sudah sebulan Kayla dan Kak Ken membuat Perpustakaan. Anak - anak, remaja dan orang dewasa banyak yang datang ke perpustakaan untuk membaca. Kayla lihat, sepertinya membaca itu sangat seru. Akhirnya, Kayla membaca satu buku di perpustakaan.
"Hai Kayla!" panggil Kirana, teman Kayla.
"Hai! Aku lihat, kamu sering banget kesini. Emangnya membaca itu seru ya?" tanya Kayla.
"Tentu, membaca itu seru banget. Apalagi kalau mau jadi penulis, kita harus membaca agar dapat inspirasi." kata Kirana.
"Ooo, begitu yaa. Kalau begitu, kita baca bareng yuk!" ajak Kayla.
"Ayo!" kata Kirana. Lalu, mereka mengambil buku di rak yang bertuliskan "Novel Anak"
"Aku penasaran kenapa banyak yang datang kesini. Dan, akhirnya aku tahu jawabannya. Ternyata membaca itu asyik!" kata Kayla dalam hati. Seketika, Kayla mendapat inspirasi untuk menulis novel.
"Kamu mau jadi penulis gak?"tanya Kirana.
"Mau banget." kata Kayla.
"Kita kerja sama buat buku yuk! Nanti kalau diterima, biasanya suka dapat buku karya kita. Nanti, kita bisa taruh di perpustakaan ini deh!" kata Kirana.
"Boleh tuh. Kata Kak Ken, kalau ada yang memasukan buku ke perpustakaan akan mendapat uang. Tapi, sama Kak Ken harus di seleksi dulu sama Kak Ken. Kalau diterima akan dikasih uang sesuai yang di minta." kata Kayla.
"Oh ya? Kok aku baru tahu ya?" kata Kirana.
"Padahal sudah lama di terapkan lho! Ketinggalan topik kamu!" kata Kayla.
"Masuk ke topik. Kapan kita buat ceritanya? Dan mau berapa cerita di dalam satu buku?" tanya Kirana.
"Besok aja buat ceritanya dan satu buku buat 4 cerpen. Dua aku dan dua lagi kamu." usul Kayla.
"Ide bagus! Kamu buat cerita apa?" tanya Kirana.
"Persahabatan dan jenaka. Kamu?" tanya Kayla lagi.
"Aku tentang misteri dan penyesalan. Oh ya, ukuran kertasnya A4 ya ... oh ya, kalau sudah jadi, aku boleh print di rumahmu?" kata Kirana.
"Boleh aja." kata Kayla.
"Aku pulang dulu ya. Sebentar lagi mau maghrib. Dah ..." kata Kirana sambil melambaikan tangannya. Kayla tersenyum.
"Sebentar lagi aku akan menjadi penulis! Insya allah." Kata Kayla dalam hati.
2 minggu kemudian ...
"Akhirnya naskahku selesai juga. Alhamdulillah." kata Kayla. Kayla mengambil handphonenya untuk menelpon Kirana.
"Assalammualaikum! Ada apa Kayla?" tanya Kirana.
"Kamu sudah selesai membuat naskahnya?" tanya Kayla.
"Sudah. Aku juga sudah membuat identitas dengan lengkap. Kamu sudah buat identitas?" tanya Kirana.
"Sudah. Kamu ke rumahku ya ..." kata Kayla.
"Ok, aku sekalian numpang print di rumahmu ya ... boleh kan?" kata Kirana.
"Boleh aja. Tapi segera ya ... takutnya Kak Ken mau pakai." kata Kayla.
"Ok." kata Kirana. Lalu menutup pembicaraan.
"Assalammualaikum ... Kayla!" panggil Kirana, pasti.
"Waalikummusalam! Eh Kirana. Ayo cepet masuk. Katanya mau print." kata Kayla.
"Ayo. Oh ya, nanti aku baca ceritamu ya ..." kata Kirana.
"Ok." kata Kayla. Lalu ia ke ruang kerja papanya.
"Mana Flashdisk kamu?" kata Kayla.
"Ini." kata Kirana sambil memberikan fashdisknya ke Kayla.
"Ok." kata Kayla. Lalu klak klik klak klik selesai deh!
"Ini kertasnya. Sekarang kamu baca dulu naskahnya." kata Kayla. Kirana membaca kedua naskahnya.
"Bagus banget! Sekarang giliran aku." kata Kayla. Kayla membacakan naskahnya.
"Bagus! Oh ya kamu punya foto diri kamu?" tanya Kirana.
"Ada banyak. Ukuran apa?" tanya Kayla.
"2 x 4" kata Kirana.
"Ada banyak banget! Ayo ke kamarku!" kata Kayla. Lalu mereka ke kamar Kayla.
"Kamu pilihin yang bagus dong!" kata Kayla.
"Yang ini bagus." kata Kirana.
"Kapan kirim naskah kita?" tanya Kayla.
"Besok aja. Kamu lupa ya? kan ayahku tukang pos." kata Kirana.
"Oh iya, aku lupa!" kata Kayla.
"Jadi semuanya serahin ke aku yaa ... Kamu tinggal tahu apakah kita di terima atau tidak." kata Kirana.
"Ok deh! Semua aku serahin ke kamu! Dan aku percayakan ke kamu!" kata Kayla.
3 bulan kemudian ...
"Kring ... Kring ..." handphone Kayla berdering.  Kayla mengangkatnya. Dari Kirana. Apa ya kira - kira?
"Halo, ada apa Kirana?" kata Kayla.

"Naskah kita di terima, La!" kata Kirana senang. Tentu saja Kayla juga senang.
"Oh ya! Fantastis!" kata Kayla senang.
"Nanti akan ada paket buku untuk kita. Satu untukmu dan satu untukku." kata Kirana.
"Kayla! Ada paket buat kamu nih!" Kak Ken yang terdengar dari ruang tamu.
"Panjang umur. Baru diomongin sudah datang. Sudah dulu ya. Bye!" Kayla menutup pembicaraan. Lalu turun ke lantai bawah untuk mendapatkan paketnya.
"Wohoo! Aku jadi penulis!" kata Kayla.
"Maafin aku ya,La." kata Kak Ken.
"Untuk apa?" tanya Kayla.
"Aku sering ngejek kamu kalau cerita kamu ngawur semua. Ternyata, kamu bisa jadi penulis. Aku bangga sama kamu, La!" kata Kak Ken.
"Aku maafkan kakak dari dulu. Kan kakak cuma bercanda. Ya kan?" tanya Kayla.
"Ya dong! Gak mungkin kakak doain adik kakak satu - satunya yang gak bener." kata Kak Ken.
"Oh ya, aku mau masukin ini di perpustakaan ya." kata Kayla.
"Ok. Di terima." kata Kak Ken.
"Kok gak di seleksi?" Kayla bingung.
"Kakak yakin buku yang kamu buat bakal di rebutin semua orang." kata Kakak.
"Thank's ya kak!" kata Kayla.
 "Terima kasih, kak. Karena kakak aku bisa menjadi penulis. Dan karena Kirana, aku bisa menemukan jawaban. Terima kasih!" kata Kayla dalam hati.

~The End~

Sabtu, 16 Mei 2015

Sahabat


Hari ini, Thira sangat sebal dengan Ira. Ira telah membohongi Thira bahwa Ira akan membayar hutang - hutangnya besok. Tapi, hari ini Ira gak masuk dan tidak ada keterangan. Ira memang sering hutang sana - sini. Tapi bayarnya lamaaa sekali. Tapi, ia selalu berlagak orang kaya. Padahal, dirinya saja ngutang terus.

Karena kesal, Thira menelpon Ira.
"Halo, ada apa Thira?" kata Ira.
"Kamu kapan sih mau bayar hutang - hutangmu?" Thira mulai gemas.
"Gini aja deh, kamu kasih waktu sampai kita naik ke kelas 5 SD. Kalau aku melebihi batas waktu itu, kamu boleh bilang ke mamamu." kata Ira.
"Ok. Asal kamu harus menepati janjimu. Aku gak suka sama orang yang suka ingkar janji!" kata Thira.
"Tenang aja deh." kata Ira. Lalu mereka mengakhiri percakapan tersebut.
Besoknya ... 
"Hai Thira!" sapa Ira.
"Hai! Kamu kenapa kemarin gak masuk?" tanya Thira sok baik. Ia akting seperti itu supaya Ira cepat membayar hutang - hutangnya.
"Kemarin, aku nganterin sepupuku ke Bandung. Jadi, ya terpaksa aku gak masuk." kata Ira.
"Oh, begitu. Oh ya, ayo duduk denganku. Aku sudah lama gak duduk sama kamu." kata Thira.
"Thank's ya ..." kata Ira.
Ketika Istirahat ...
"Kamu mau ke kantin kan?" tanya Thira.
"Ya." jawab Ira singkat.
"Bareng yuk! Kebetulan, aku dikasih uang jajan lebih sama mama." kata Thira yang masih ber-akting.
"Hmm ... ok." kata Ira setuju. Lalu mereka ke kantin bersama.
"Siapa tahu, kalau aku akting setiap hari, ia akan cepat melunasi hutang - hutangnya." kata Thira dalam hati dan tersenyum licik seperti nenek sihir yang mendapat ide untuk menjebak musuhnya.
"Thir, kok kamu senyum - senyum sendiri?" Ira yang sedari tadi merasa aneh melihat Thira senyam - senyum sendiri.
"Oh, gak apa kok." kata Thira. Lalu, ia bergaya berjalan sambil menutup matanya. Tiba - tiba ...
"BRAK!"
"Aduh!" 
Wah, ada apa ya? Oh, ternyata Thira ketabrak pohon mangga. Kasihan deh Thira. Lagian sih, dia pake gaya - gaya segala.
Di UKS ...
"Aduh! Pelan - pelan dong, Sha!" seru Thira yang kepala yang dikompres.
"Ini udah yang paling lembut Thira! Lagian sih kamu pake gaya - gayaan! Jadinya begini deh. Kami jadi repot nih karena dari tadi kamu rewel terus!" kata Tasha, dokcil yang bertugas hari ini.
"Kan yang sakit aku bukan kamu. Kok jadi kamu yang marah sih?" Thira jadi marah.
"Siapa yang marah? Yang ada kamu yang marah - marah!" balas Tasha. Mereka jadi ejek - ejekan deh. Tapi, untungnya Ira datang dan melerai mereka berdua.
"Sudah - sudah, kalian ini kerjaannya berantem terus sih! Gak ada kegiatan lain apa!" kali ini, Ira yang marah. Thira dan Tasha melongo seolah berkata "Seharusnya kan, kita yang marah. Kok jadi dia ya?
"Oh ya, Thira. Ini ada makanan buat kamu dari aku." kata Ira.
"Kamu makan apa dong?" tanya Thira.
"Aku beli ketoprak di kantin. Nih, kamu aku bawain ketoprak juga." kata Ira.
"Duh, jadi ngerepotin nih. Thank's ya ..." kata Thira malu.
2 hari kemudian ...
Oh ya, ada kabar baik nih! Sekarang, Thira sudah gak akting lagi lho! Karena sekarang mereka bersahabat. Bukan karena uang, tapi karena Ira baik banget sama Thira. Jadi, Thira jadi makin deket deh sama Ira dan jadilah SAHABAT.

Jumat, 15 Mei 2015

Jas yang Tertukar

            
Halo teman - teman! Namaku Raditya. Koleksi jasku banyak banget sampai - sampai aku pusing banget kalau mau pakai jas @_@.
     Nah, sekarang aku mau ke laundry. Jasku di laundry karena kakak sepupuku mau menikah. Jadi, aku harus pakai jas deh!
      Nah, aku sudah sampai nih."Assalammualaikum, Rosa!" aku memanggil Rosa. Rosa adalah temanku sekaligus yang punya laundry.
"Waalaikummusalam, eh Radit, mau ambil jas ya?" sahut Rosa.
"Ya lah, masa mau minta makanan." candaku sambil tertawa.
"Nih, jasnya." Rosa memberikan jasku.
"Thanks yaa ..." kataku. Lalu, aku pulang kerumahku.
"Eh, kok ada yang beda ya?" aku mulai heran. Oh ya, aku ingat. jasnya kan ada namaku. Kalau yang ini cuma merk.
"Aku kembalikan aja deh." kataku dalam hati. Lalu, aku  langsung berlari ke rumah Rosa dengan cepat.
"Rosa!"
"Apa?" 
"Jasnya ketuker!"
"Oh, sorry yaaa. Yang ini bukan?"
"Ya, bener. Makasih yaa."


Tamat